Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata sociopreneurship?
Mungkin Anda benar menduganya,
Sociopreneurship adalah membangun usaha berbasis kegiatan sosial. Singkatnya begitu.
Jadi begini,
Bukan menjadi rahasia, bahwa permasalahan sosial dan ekonomi Indonesia adalah kemiskinan dan banyaknya pengangguran.
Sociopreneurship, sebagai penggerak ekonomi, memberikan peluang usaha, pendangan usaha dan aspek praktikal dalam menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi tersebut.
Tapi pencetusnya dapat tetap meraup keuntungan. It’s a win-win situation.
Selain perbaikan ekonomi makro, sociopreneur adalah solusi untuk meningkatkan perekonomian nasional.
Secara statistik seperti ini.
Indonesia adalah negeri terpadat keempat Dunia, pada tahun2012 lalu terhitung 7,244,569 Juta penduduk berpendidikan adalah pengangguran,
29,88 juta penduduk terbelit kemiskinan bahkan di catatan Bank Dunia tercatat 102,85 juta!
Salah satu pengentas kemiskinan dan pengangguran efektif dunia adalah dunia wirausaha (entrepreneurship).
Negara seperti Korea Selatan misalnya, yang pada dekade ini melejit perekonomiannya, memiliki presentase 5% dari total penduduk mereka adalah entrepreneur.
Dan Negara maju seperti Norwegia, USA dan Prancis memiliki presentase lebih dari 7%. Di Indonesia sendiri, hanya 1,26% penduduk yang berprofesi sebagai wirausahawan atau entrepreneur.
Hal tersebut sangat disayangkan, karena faktanya, kewirausahaan mampu mereduksi jumlah kemiskinan dan membuka lapangan kerja.
Disinilah, alasan mengapa sociopreneurship mampu menjadi solusi,
Karena selain bersifat sustainable pada perekonomian, sociopreneurship mampu memberikan solusi efektif dan taktis terhadap permasalahan perekonomian Indonesia.
Daftar Isi Artikel
Tokoh Sociopreneurship Dunia
Salah satu sociopreneur terkenal dunia adalah Muhammad Yunus, seorang pengusaha asal Bangladesh.
Yunus adalah satu-satunya pebisnis/pengusaha yang mendapatkan Medali Nobel karena inovasi dan keberaniannya membuka sebuah bank yang memberikan pinjaman berbungan rendah untuk entrepreneur pemula yang ingin membuka usaha.
Sebuah langkah yang banyak dibenci pemilik bank konvensional di dunia.
Sociopreneur lain yang banyak mendapat perhatian adalah Poonam Ahluwalia, penggagas yayasan YES Campaign (Youth Entrepreneurship and Sustainability),
… sebuah yayasan non-profit di USA yang menyalurkan lapangan pekerjaan bagi pengangguran di USA.
Kini, YES Campaign mulai mendunia dan telah membantu lebih dari lima puluh negara untuk memerangi kemiskinan dengan membuka lapangan kerja dan entrepreneurship.
Menilik Kepedulian Kaum Muda Pada Ekonomi Rakyat
Pelaku usaha paling potensial menggerakkan sociopreneur adalah kaum muda.
Trio ‘Celengan’ misalnya. Dengan bisnis sederhana berupa produksi dan pemasaran seragam sekolah, Valery Moniaga, Adam Mulyadi, dan Michelle Chandra meraup banyak keuntungan dari bisnis fashionnya tersebut.
Ketiganya menyumbangkan 10% dari keuntungan yang mereka dapat untuk mendanai kegiatan sosial. Untuk melancarkan kegiatan sosial tersebut, Valery dkk mengadakan kerjasama dengan sebuah panti asuhan,
Jadi bantuan yang disalurkan mampu terdistribusi dengan baik, bahkan hingga anak-anak panti tersebut kuliah.
Sociopreneur muda lain yang medapat sorotan adalah Nadya Fadila Saib CEO Wangsa Jelita, produsen dari sabun natural asal Bandung, Jawa Barat.
Nadya memberikan pelatihan kepada petani mawar di daerah Bandung dengan harapan para petani mawar dapat meningkatkan kreativitas dan menggali potensi mereka, hingga kehidupan ekonomi mereka lebih baik.
Sociopreneur muda di Indonesia bukan sedikit,
Mereka masih belum memiliki keberanian atau motivasi untuk mengentaskan kemiskinan dan membuka peluang usaha untuk membantu perekonomian bangsa.
Oleh karena itu,
Banyak institusi pendidikan atau pihak swasta yang mengadakan event lomba berbasis sociopreneur.
Young Sociopreneur Challenge misalnya, pada tahun 2012 lalu berhasil membuat sociopreneur Indonesia berani mengambil sikap.
Contohnya adalah Padi Ijo atau Pabrik Desain Hijau yang memulai kegiatan sociopreneurship tersebut karena prihatin melihat keadaan anak-anak penjual koran yang kurang mampu.
Kelompok Padi Ijo kemudian beriisiatif membantu mereka dan daerahnya dengan mengajarkan anak-anak tersebut membuat produk kerajinan seperti lampu, green clock, green souvenir, green furniture berbahan dasar kerdus.
Selain menambah pengetahuan anak-anak penjual koran tersebut, kelompok Pondok Ijo juga membantu meningkatkan keuangan mereka.
Penggerak Sociopreneurship Indonesia
Penggerak sociopreneur di Indonesia?
Semua pasti setuju jika Ir. Ciputra adalah salah satu sociopreneur Indonesia yang paling berpengaruh.
Bukan hanya kekayaannya yang mencapai 1 milyar US Dollar, tapi aktivitas sosialnya yang memiliki misi memberi pendidikan entrepreneurship pada muda-mudi Indonesia-lah yang membuat pria kelahiran Parigi ini dikenal banyak orang.
Tekadnya untuk membangun Indonesia melalui entrepreneurship terlihat dari dibangunnya Ciputra University, sebuah universitas yang mengedepankan pengetahuan untuk menghasilkan insan inovatif dan pengusaha tangguh.
Daftar Pustaka dan Artikel Rujukan
Artikel ini disusun berdasarkan:
Sociopreneurs Make Money and Make a Difference -MilionaireCorner
Ini Aksi Sociopreneur 3 Anak Muda Jebolan AS -Bisnis.Com
http://cisak.perpika.kr/wp-content/uploads/2013/07/2013-29.pdf
Young Sociopreneur Challenge 2012
baru tau nih dampaknya, terimakasih sekali